Kebanyakan pelanggaran terjadi terhadap peraturan yang dipandang tidak adil dan hanya menguntungkan kepentingan pihak tertentu saja.
Semakin adil sebuah peraturan, maka akan semakin berwibawa, dan akan semakin dipatuhi. Semakin tidak adil suatu peraturan, maka akan semakin tidak berwibawa, dan akan semakin banyak lubang-lubangnya. Hal ini selain akan menimbulkan pelanggaran akibat ketidak puasan, juga mengundang tikus-tikus untuk memasuki lubang-lubangnya.
Semakin sering pelanggaran dilakukan maka semakin goyah sistem yang diaturnya, yang akhirnya akan memicu kekacauan dan kerusakan. Adalah lebih baik sedikit peraturan tetapi benar-benar ditaati, daripada banyak peraturan tetapi tidak ditaati.
"Kebanyakan kejahatan dilakukan oleh orang-orang terdekat."
Efek kerusakan terbesar adalah jika pelanggaran justru dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menegakkan peraturan. Hukuman terberat harus ditimpakan kepada orang-orang ini, karena mereka tak ubahnya adalah pengkhianat bangsa. Biarlah Tuhan yang memberi maaf kepada mereka, tetapi janganlah bangsa ini mudah-mudah memberi maaf kepada mereka. Agar bisa memberikan efek jera dan menjadi pelajaran bagi lainnya.
Penegakan peraturan adalah penting, sekali lagi, dengan memegang teguh prinsip keadilan, yaitu dengan mempertimbangkan seberat apa pelangaran itu dan siapa yang melakukannya. Pembiaran pelanggaran akan menjadi preseden buruk, dan memicu tumbuhnya prinsip-prinsip yang tidak benar seperti:
- Menganggap bahwa melanggar peraturan adalah suatu keberanian yang patut dibanggakan. Dan ini banyak terjadi pada remaja-remaja yang masih labil jiwanya, tetapi tak jarang juga dilakukan oleh manusia yang merasa sudah dewasa tetapi ternyata jiwanya juga masih labil seperti anak kecil.
- Memasyarakatnya kata-kata "Cari yang haram saja susah, apalagi yang halal". Sesuatu yang awalnya dianggap guyonan, tetapi bisa menjadi betulan.
- Boleh melanggar asalkan tidak ada yang tahu dan tidak ada yang dirugikan. Ini adalah persepsi yang salah karena melanggar peraturan pasti ada yang dirugikan.
- dst.
Intermezzo: Budaya Antri vs Budaya Berebut
* 2 komentar:
Saya suka point: " Semakin sering pelanggaran dilakukan maka semakin goyah sistem yang diaturnya, yang akhirnya akan memicu kekacauan dan kerusakan. Adalah lebih baik sedikit peraturan tetapi benar-benar ditaati, daripada banyak peraturan tetapi tidak ditaati." Seperti di Jepang:)
Salam,
Sutomo Paguci
Tampaknya banyak peraturan dibuat bukan karena kebutuhan, melainkan karena pesanan :(
Salam, dan terima kasih sudah mampir Pak Sutomo :)
Posting Komentar