Kemandirian batin

Kemandirian batin, seperti juga kemandirian lahir dan fikir, bertujuan untuk mencari kebebasan. Bebas dari ketergantungan terhadap orang lain atau benda tertentu. Khusus untuk kemandirian batin, pembebasan dari ketergantungan terhadap orang lain atau benda tertentu, dilakukan dengan mengalihkan ketergantungan tersebut ke ketergantungan kepada Sang Pencipta. Apabila hal ini bisa dilaksanakan, maka anugerah yang besar pasti akan dilimpahkan olehNya.

Keikhlasan adalah salah satu jalan untuk mencapai kemandirian batin. Tekad yang kuat diperlukan agar selalu bisa mengintrospeksi diri terhadap setiap pergeseran ketergantungan batin. Kesabaran adalah syarat mutlak untuk bisa sedikit demi sedikit menggali kedalaman hati. Selalu memperbaiki niat dan menanggalkan lapisan-lapisan kesombongan. Karena kesombongan adalah salah satu bentuk dari kebanggaan yang meminta pengakuan atau penghormatan. Dan ini adalah wujud dari ketidakmandirian batin. Contoh kemandirian batin:

  • Orang kaya tidak menggunakan kekayaannya untuk memuaskan batinnya melalui orang lain atau benda-benda yang bisa dibelinya. Melainkan dia menggunakan kekayaannya untuk mencari ridhoNya.
  • Demikian juga dengan orang yang memliki kekuasaan, kekuatan, ilmu kepandaian, keindahan fisik, dan seterusnya.
  • Yang paling berat adalah para pemuka agama, ulama, ustadz, dan orang-orang yang belajar agama yang bertujuan untuk disyiarkan ke orang lain. Hal ini karena kebanggaan dan kesombongan yanf terjadi sangatlah halus tidak terasa, terutama karena mereka merasa sudah ahli di bidang ini. Tanpa pertolonganNya sulit bagi orang-orang di golongan ini untuk bisa melepaskan diri dari kesombongan tingkat tinggi ini. Menjadi pemuka agama, ulama, atau ustadz bukanlah perkara mudah >

Akan tetapi, sesulit apapun juga, tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan sudah menghendaki, maka selalu berdoa meminta pertolonganNya adalah kunci untuk mendapatkan kemandirian batin. Kemandirian batin adalah hal penting yang harus dicari manusia, karena menggantungkan batin kepada makhluk yang tidak kekal adalah suatu kesia-siaan.

Pancasila sila 1



Intermezzo: Yang Penting

* 0 komentar:

*
TOLERANSI VS TENGGANG RASA
Toleransi dan tenggang rasa mempunyai arti yang mirip. Akan tetapi dalam penggunaannya timbul pergeseran arti, sehingga kurang lebih menjadi seperti berikut: Toleransi adalah cara kita menjaga perasaan kita terhadap perbuatan orang lain. Tenggang rasa adalah cara kita menjaga perasaan orang lain terhadap perbuatan kita.



MENJAGA TRANSPARANSI DAN KOMUNIKASI
Menjaga transparansi dan komunikasi adalah penting sekali untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang bisa merugikan antara dua belah pihak.
Baca selengkapnya >>

Hikmat dan Kebijaksanaan mempunyai arti yang hampir sama, Hikmat lebih ke arah ketinggian level batin, sedangkan Bijaksana lebih ke arah ketinggian level berpikir. Hikmat dapat diartikan sebagai wawasan dan kemampuan untuk menalar jauh ke depan melampaui alam kehidupan di dunia saja. Orang yang berhikmat memandang kehidupan dunia adalah satu kesatuan dengan kehidupan di akhirat kelak. Mereka memahami betul hakekat dari baik dan buruk, sehingga mereka tidak akan mengeksploitasi kehidupan dunia tanpa memikirkan akibatnya kelak di akhirat.

Bijaksana adalah wawasan dan kemampuan untuk berpikir jauh ke depan di dunia ini. Orang yang bijaksana mampu menganalisa akibat suatu tindakan, manfaat dan mudharatnya bagi orang lain (bangsa, masyarakat) maupun bagi diri mereka sendiri, tidak hanya jangka pendek, tetapi juga jangka menengah, dan jangka panjang bahkan sesudah mereka tidak hidup di dunia ini lagi.

Dengan kata lain para pemimpin, termasuk didalamnya adalah para wakil rakyat, haruslah orang-orang yang bermoral, berilmu pengetahuan tinggi, dan punya wawasan intelektual yang lengkap. Para pemimpin dan wakil rakyat harus orang-orang pilihan yang terbaik dari yang diwakilinya. Mereka harus memiliki Hikmat Kebijaksanaan yang lebih unggul dari yang diwakili.

Pada dasarnya, seluruh nilai-nilai luhur yang dikandung Pancasila adalah termasuk di dalam Hikmat Kebijaksanaan ini. Nilai-nilai luhur itu adalah: nilai-nilai luhur agama di Sila 1, nilai-nilai luhur kemanusiaan di Sila 2, nilai-nilai pentingnya persatuan di Sila 3, nilai-nilai keutamaan dari demokrasi kerakyatan di Sila 4, dan pemahaman tentang keadilan sosial sebagai tujuan akhir dan pedoman arah bagi sila-sila sebelumnya di Sila 5.