Berbagai permasalahan terus menerus mendera negara ini tanpa henti, dan tanpa solusi nyata. Bagai benang kusut yang coba diurai tapi malah semakin kusut. Bahkan ada budayawan yang mengatakan bahwa negara ini menunjukkan ciri-ciri sebagai negara yang gagal.
Berdasarkan asumsi-asumsi di “Benang Kusut Negeriku”, maka dapat disimpulkan bahwa ada kesalahan di dalam sistem kenegaraan ini. Kesalahan ini mengakibatkan sistem menghasilkan produk yang salah, termasuk manusia-manusia di*dalamnya. Menghukum manusianya hanyalah memberikan penyelesaian sementara, dan tidak akan bisa menyelesaikan masalah secara tuntas. Karena sistem yang salah akan selalu memproduksi lagi manusia-manusia yang salah tersebut.
Berdasarkan asumsi-asumsi di “Benang Kusut Negeriku”, maka dapat disimpulkan bahwa ada kesalahan di dalam sistem kenegaraan ini. Kesalahan ini mengakibatkan sistem menghasilkan produk yang salah, termasuk manusia-manusia di*dalamnya. Menghukum manusianya hanyalah memberikan penyelesaian sementara, dan tidak akan bisa menyelesaikan masalah secara tuntas. Karena sistem yang salah akan selalu memproduksi lagi manusia-manusia yang salah tersebut.
Jelas bahwa sistem di negara ini yang harus diperbaiki. Adapun prinsip dasar pembentuk sistim negara ini adalah Pancasila. Dan mengingat Pancasila jelas-jelas berisikan nilai-nilai yang luhur, maka dapat disimpulkan bahwa cara pandang dan cara penerapan dari Pancasilalah yang salah.
Salah satu alternatif perbaikan adalah dengan memandang Pancasila sebagai sebuah sistem yang lengkap, yang terdiri dari input, proses, dan output. Keuntungan dari cara pandang ini adalah dapat mengadopsi prinsip ISO, yaitu bahwa suatu sistem harus mempunyai standart yang jelas dan terukur. Juga bahwa suatu sistem harus mempunyai mekanisme Continuous Improvement. Dan apabila Pancasila dipandang sebagai suatu sistem, maka kira-kira adalah seperti gambar berikut:
1. Input dan Output
Sebagaimana sistem di ISO, maka input dan output harus didefinisikan dengan jelas spesifikasi teknisnya dan harus terukur. Tanpa input yang baik tidak mungkin didapatkan output yang baik.
Sebagai input adalah Sila 1, karena Sila 1 bersifat asasi dan menjadi jiwa bagi seluruh sila lainnya. Bagi Pancasila, Sila 1 hanya menjadi input, dan bukan menjadi proses. Karena proses berketuhanan adalah wilayah dari agama. Ruang lingkup agama adalah mencakup seluruh kehidupan manusia lahir batin dunia akhirat, sedangkan Pancasila adalah khusus dimaksudkan untuk membentuk kehidupan bernegara. Hubungan Agama dengan Pancasila adalah seperti gambar berikut:Sebagaimana sistem di ISO, maka input dan output harus didefinisikan dengan jelas spesifikasi teknisnya dan harus terukur. Tanpa input yang baik tidak mungkin didapatkan output yang baik.
Sedangkan output adalah Sila 5 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Negara akan dianggap gagal apabila output ini tidak tercapai. Pilihan Keadilan sebagai output adalah sangat tepat, sesuai dengan urutannya: adil, makmur, sentosa (sejahtera). Ketidak adilan jauh lebih berat ditanggung dibandingkan ketidak makmuran. Apabila keadilan sudah ditegakkan, maka kemakmuran dan kesejahteraan akan menyusul. Tetapi jika kemakmuran yang didahulukan, maka keadilan belum tentu akan tercapai.
2. Proses
Sila 2, 3, dan 4 adalah proses di sistem Pancasila. Sebagaimana sistem di ISO, maka parameter-parameter proses harus didefinisikan dengan jelas dan terukur, agar proses dapat dikendalikan dengan baik sehingga dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diinginkan.
Proses adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan kondisi yang diinginkan sesuai dengan masing-masing sila. Proses dilakukan berkelanjutan agar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan jaman. Secara umum proses ini dapat berupa pengkajian, pengujian, pendidikan, pelatihan, penyuluhan, penataran, sertifikasi, dan seterusnya. Secara khusus dapat dicontohkan:
· Sila 2 : menghidupkan kembali kurikulum Budi Pekerti yang diajarkan sejak usia dini.
· Sila 3 : mengantisipasi semua kemungkinan perpecahan yang terjadi sampai ke level dasar.
· Sila 4 : kegiatan yang menjaga dan meningkatkan level demokrasi kerakyatan di negara ini
Input dari Sila 2 adalah Sila 1, norma kemanusiaan universal, budaya bangsa, dan adat istiadat. Output proses ini adalah Negara Indonesia yang benar-benar menjunjung tinggi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, beserta para manusianya yang sangat berperi kemanusiaan.
Input dari Sila 3 adalah output dari Sila 2 dan semua ajaran yang membangkitkan jiwa persatuan. Output proses ini adalah Negara Indonesia yang bersatu, beserta para manusianya yang rela mengorbankan kepentingan partai, golongan, suku, bahkan jiwa raga dan hartanya demi negara.
Input dari Sila 4 adalah output dari Sila 3 dan Hikmat Kebijaksanaan dalam demokrasi kerakyatan. Output proses ini adalah Negara Indonesia yang benar-benar mewujudkan Sila 5 Keadilan Sosial, beserta para manusianya yang rela dan tulus berjuang dan bekerja untuk rakyat.
Penerapan Sistem Pancasila >>
Penerapan Sistem Pancasila >>
.............................................................................................
Topik Terkait:
Benang_Kusut_Negeriku Manusia_Ideal Pelajaran_Budi_Pekerti Peraturan_vs_pelanggaran Negara_Yang_Kokoh Toleransi Keikhlasan Sinergi Tanggung_Jawab ...
..............
* 0 komentar:
Posting Komentar