Persatuan Indonesia

"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh"

Peribahasa ini menggambarkan kekuatan dari persatuan. Bahwa satu lidi mudah dipatahkan, tetapi seikat lidi jauh lebih sulit untuk dipatahkan. Ada satu kata yang mungkin bisa meringkas peribahasa tersebut: sinergi.

Secara ringkas matematis, sinergi adalah 1 + 1 = 3 atau lebih. Persatuan yang semakin kuat, akan memberikan efek sinergi yang semakin besar. Dengan efek sinergi yang besar, maka sebesar apapun permasalahan atau pekerjaan, akan menjadi jauh lebih mudah untuk diselesaikan. Sinergi adalah salah satu tujuan dan manfaat utama dari persatuan.

Hal di atas sangat disadari oleh bangsa ini sejak dahulu kala, dan diwujudkan dalam bentuk gotong royong. Dengan kata lain, gotong royong adalah bentuk dari kesadaran bersinergi bangsa ini. Budaya luhur sinergi gotong royong ini haruslah terus dijaga dan dipelihara dengan cara-cara yang kreatif, agar tidak menjadi kegiatan yang membosankan dan bersifat seremonial belaka.


"Bhineka Tunggal Ika"
Berbeda-beda tetapi satu jua.
Inilah hakekat dari Indonesia.

Bahwa atas kehendak Tuhan jualah negara ini dipersatukan mulai dari Sabang sampai Merauke. Dan yang sudah dipersatukan Tuhan seharusnya tidak dipecah belah kembali, karena perpecahan akan menimbulkan mudharat yang jauh lebih besar dari manfaat. Bahkan agar mendapat manfaat yang maksimal, maka persatuan yang ada harus semakin diperkuat dari waktu ke waktu.

Persatuan Indonesia adalah proses yang harus terus menerus dilakukan. Hal ini karena keanekaragaman yang luar biasa di negeri ini, yang mungkin tidak ada yang menyamai di dunia ini. Mulai dari beragam suku, bahasa, adat istiadat, kebudayaan, agama, kepercayaan, jumlah pulau, dan seterusnya sampai ke kekayaan alamnya. Di satu sisi. keanekaragaman merupakan kelebihan dari negeri ini, tetapi di lain sisi, keanekaragaman berpotensi laten menimbulkan bahaya disintegrasi apabila salah dalam pengelolaannya.

Mempersatukan Indonesia bukanlah perkara yang mudah apalagi sepele. Mengantisipasi semua kemungkinan perpecahan yang bisa terjadi harus dilakukan sampai ke level dasar dan secara bijaksana. Mengabaikan proses ini dapat berakibat timbulnya gejolak di dalam masyarakat yang sangat merugikan, yang sebenarnya tidak perlu terjadi dan dapat dicegah jauh sebelumnya.

Ke arah luar, Indonesia sebagai satu kesatuan entitas utuh harus melindungi kedaulatannya dalam segala aspeknya, dengan segenap kekuatan yang dimiliki negara.

Pancasila sila 3

Artikel terkait: Sila 3: Hubungan Dengan Sila Lainnya

* 0 komentar:

*
TOLERANSI VS TENGGANG RASA
Toleransi dan tenggang rasa mempunyai arti yang mirip. Akan tetapi dalam penggunaannya timbul pergeseran arti, sehingga kurang lebih menjadi seperti berikut: Toleransi adalah cara kita menjaga perasaan kita terhadap perbuatan orang lain. Tenggang rasa adalah cara kita menjaga perasaan orang lain terhadap perbuatan kita.



MENJAGA TRANSPARANSI DAN KOMUNIKASI
Menjaga transparansi dan komunikasi adalah penting sekali untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang bisa merugikan antara dua belah pihak.
Baca selengkapnya >>

Hikmat dan Kebijaksanaan mempunyai arti yang hampir sama, Hikmat lebih ke arah ketinggian level batin, sedangkan Bijaksana lebih ke arah ketinggian level berpikir. Hikmat dapat diartikan sebagai wawasan dan kemampuan untuk menalar jauh ke depan melampaui alam kehidupan di dunia saja. Orang yang berhikmat memandang kehidupan dunia adalah satu kesatuan dengan kehidupan di akhirat kelak. Mereka memahami betul hakekat dari baik dan buruk, sehingga mereka tidak akan mengeksploitasi kehidupan dunia tanpa memikirkan akibatnya kelak di akhirat.

Bijaksana adalah wawasan dan kemampuan untuk berpikir jauh ke depan di dunia ini. Orang yang bijaksana mampu menganalisa akibat suatu tindakan, manfaat dan mudharatnya bagi orang lain (bangsa, masyarakat) maupun bagi diri mereka sendiri, tidak hanya jangka pendek, tetapi juga jangka menengah, dan jangka panjang bahkan sesudah mereka tidak hidup di dunia ini lagi.

Dengan kata lain para pemimpin, termasuk didalamnya adalah para wakil rakyat, haruslah orang-orang yang bermoral, berilmu pengetahuan tinggi, dan punya wawasan intelektual yang lengkap. Para pemimpin dan wakil rakyat harus orang-orang pilihan yang terbaik dari yang diwakilinya. Mereka harus memiliki Hikmat Kebijaksanaan yang lebih unggul dari yang diwakili.

Pada dasarnya, seluruh nilai-nilai luhur yang dikandung Pancasila adalah termasuk di dalam Hikmat Kebijaksanaan ini. Nilai-nilai luhur itu adalah: nilai-nilai luhur agama di Sila 1, nilai-nilai luhur kemanusiaan di Sila 2, nilai-nilai pentingnya persatuan di Sila 3, nilai-nilai keutamaan dari demokrasi kerakyatan di Sila 4, dan pemahaman tentang keadilan sosial sebagai tujuan akhir dan pedoman arah bagi sila-sila sebelumnya di Sila 5.