Sila 3: Hubungan Dengan Sila Lainnya

Sila 3 adalah inti dan jantung dari Pancasila.

Sila 3 bertujuan membangkitkan jiwa persatuan, nasionalisme, dan cinta bangsa dan tanah air. Hasil yang ingin dicapai adalah Negara Indonesia yang bersatu dalam segala aspeknya, beserta manusianya yang rela mengorbankan kepentingan partai, golongan, suku, keluarga, bahkan jiwa raga dan hartanya demi negara. Semua itu dicapai tanpa mengabaikan sila 1 dan 2 yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

Persatuan Indonesia menduduki hirarki tertinggi dibandingkan dengan persatuan dalam bentuk apapun di negara ini. Siapa saja yang mengorbankan kepentingan negara demi kepentingan yang lebih rendah, terlebih kepentingan diri sendiri, dalam bentuk korupsi, kolusi, nepotisme, atau bentuk apapun juga, adalah pengkhianat bangsa, dan harus dijatuhi hukuman seberat-beratnya.

Mendudukkan kepentingan negara di atas kepentingan yang lain berarti juga:
  • Kesetiaan terhadap negara harus di atas kesetiaan terhadap golongan, partai, atau individu.
  • dst





........

* 0 komentar:

*
TOLERANSI VS TENGGANG RASA
Toleransi dan tenggang rasa mempunyai arti yang mirip. Akan tetapi dalam penggunaannya timbul pergeseran arti, sehingga kurang lebih menjadi seperti berikut: Toleransi adalah cara kita menjaga perasaan kita terhadap perbuatan orang lain. Tenggang rasa adalah cara kita menjaga perasaan orang lain terhadap perbuatan kita.



MENJAGA TRANSPARANSI DAN KOMUNIKASI
Menjaga transparansi dan komunikasi adalah penting sekali untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang bisa merugikan antara dua belah pihak.
Baca selengkapnya >>

Hikmat dan Kebijaksanaan mempunyai arti yang hampir sama, Hikmat lebih ke arah ketinggian level batin, sedangkan Bijaksana lebih ke arah ketinggian level berpikir. Hikmat dapat diartikan sebagai wawasan dan kemampuan untuk menalar jauh ke depan melampaui alam kehidupan di dunia saja. Orang yang berhikmat memandang kehidupan dunia adalah satu kesatuan dengan kehidupan di akhirat kelak. Mereka memahami betul hakekat dari baik dan buruk, sehingga mereka tidak akan mengeksploitasi kehidupan dunia tanpa memikirkan akibatnya kelak di akhirat.

Bijaksana adalah wawasan dan kemampuan untuk berpikir jauh ke depan di dunia ini. Orang yang bijaksana mampu menganalisa akibat suatu tindakan, manfaat dan mudharatnya bagi orang lain (bangsa, masyarakat) maupun bagi diri mereka sendiri, tidak hanya jangka pendek, tetapi juga jangka menengah, dan jangka panjang bahkan sesudah mereka tidak hidup di dunia ini lagi.

Dengan kata lain para pemimpin, termasuk didalamnya adalah para wakil rakyat, haruslah orang-orang yang bermoral, berilmu pengetahuan tinggi, dan punya wawasan intelektual yang lengkap. Para pemimpin dan wakil rakyat harus orang-orang pilihan yang terbaik dari yang diwakilinya. Mereka harus memiliki Hikmat Kebijaksanaan yang lebih unggul dari yang diwakili.

Pada dasarnya, seluruh nilai-nilai luhur yang dikandung Pancasila adalah termasuk di dalam Hikmat Kebijaksanaan ini. Nilai-nilai luhur itu adalah: nilai-nilai luhur agama di Sila 1, nilai-nilai luhur kemanusiaan di Sila 2, nilai-nilai pentingnya persatuan di Sila 3, nilai-nilai keutamaan dari demokrasi kerakyatan di Sila 4, dan pemahaman tentang keadilan sosial sebagai tujuan akhir dan pedoman arah bagi sila-sila sebelumnya di Sila 5.