Menjaga Semangat dan Motivasi

Menjaga semangat dan motivasi adalah salah satu masalah penting yang cukup kronis di negara ini. Banyak sekali masalah yang timbul di negara ini dikarenakan ketidak konsistenan dalam menjaga semangat dan motivasi. Ini dapat dilihat dari semangat membangun yang luar biasa besar, tetapi sama sekali tidak disertai dengan program pemeliharaan dan pengembangan lebih lanjut yang terpadu. Betapa banyak bangunan sekolah yang ambruk, sampai melukai para guru dan siswa. Jembatan-jembatan yang berkarat dan banyak kehilangan komponen-komponennya, bahkan sampai ada yang runtuh menimbulkan banyak korban. Program-program yang ramai di depan kemudian menghilang begitu saja (dalam bahasa kasar, maaf, hangat-hangat tahi ayam). Sangat diharapkan agar program KB tidak termasuk di sini, karena ini adalah program yang sangat penting, yang menentukan masa depan negeri ini.

Ketidak konsistensian ini tidak jarang sampai menimbulkan dampak negatif yang besar, contoh: korupsi, lumpur lapindo, bom bali, pencaplokan wilayah negara ini oleh negara lain, dan banyak lagi. Contoh lain yang terus berulang adalah pembiaran rakyat menempati lokasi tertentu yang bukan haknya, dan setelah mereka permanen di sana dan sudah mengeluarkan uang banyak, baru pemerintah bertindak keras menggusur mereka. Ini adalah tindakan yang benar-benar mubazir dan dholim, yang seharusnya tidak perlu terjadi karena dapat diantisipasi jauh sebelumnya. Seolah-olah sudah menjadi budaya di negeri ini: Ribut-ribut sesudah terjadi sesuatu, tetapi tidak ada tindakan perbaikan sistem, tidak ada antisipasi yang berkelanjutan, yang ada hanya beribu alasan dan pengalihan perhatian.

Seperti halnya ritual-ritual agama yang dimaksudkan untuk menjaga agar naik turun iman seseorang tidaklah terlalu jauh, maka perlu dilestarikan juga ritual-ritual yang bertujuan menjaga agar naik turun semangat dan motivasi para pengelola negara khususnya, dan masyarakat pada umumnya, tetap berada dalam batas-batas yang wajar. Menjaga semangat dan motivasi bukanlah hal yang sepele dan sama sekali tidak boleh disepelekan. Penurunan semangat dan motivasi sangat berpotensi menimbulkan kerugian besar. Terutama jika penurunan terjadi pada semangat patriotisme, karena ini adalah penyebab utama dari segala tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Menjaga semangat dan motivasi adalah bagian yang sangat penting dari sikap profesionalisme. Seseorang belum bisa dikatakan profesional jika belum bisa memanipulasi motivasinya (dalam arti positif), sehingga dapat menjaga agar semangatnya tetap stabil, dan berada dalam standart yang normal, sepanjang waktu dan di segala situasi.

Pancasila sila 3

* 0 komentar:

*
TOLERANSI VS TENGGANG RASA
Toleransi dan tenggang rasa mempunyai arti yang mirip. Akan tetapi dalam penggunaannya timbul pergeseran arti, sehingga kurang lebih menjadi seperti berikut: Toleransi adalah cara kita menjaga perasaan kita terhadap perbuatan orang lain. Tenggang rasa adalah cara kita menjaga perasaan orang lain terhadap perbuatan kita.



MENJAGA TRANSPARANSI DAN KOMUNIKASI
Menjaga transparansi dan komunikasi adalah penting sekali untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang bisa merugikan antara dua belah pihak.
Baca selengkapnya >>

Hikmat dan Kebijaksanaan mempunyai arti yang hampir sama, Hikmat lebih ke arah ketinggian level batin, sedangkan Bijaksana lebih ke arah ketinggian level berpikir. Hikmat dapat diartikan sebagai wawasan dan kemampuan untuk menalar jauh ke depan melampaui alam kehidupan di dunia saja. Orang yang berhikmat memandang kehidupan dunia adalah satu kesatuan dengan kehidupan di akhirat kelak. Mereka memahami betul hakekat dari baik dan buruk, sehingga mereka tidak akan mengeksploitasi kehidupan dunia tanpa memikirkan akibatnya kelak di akhirat.

Bijaksana adalah wawasan dan kemampuan untuk berpikir jauh ke depan di dunia ini. Orang yang bijaksana mampu menganalisa akibat suatu tindakan, manfaat dan mudharatnya bagi orang lain (bangsa, masyarakat) maupun bagi diri mereka sendiri, tidak hanya jangka pendek, tetapi juga jangka menengah, dan jangka panjang bahkan sesudah mereka tidak hidup di dunia ini lagi.

Dengan kata lain para pemimpin, termasuk didalamnya adalah para wakil rakyat, haruslah orang-orang yang bermoral, berilmu pengetahuan tinggi, dan punya wawasan intelektual yang lengkap. Para pemimpin dan wakil rakyat harus orang-orang pilihan yang terbaik dari yang diwakilinya. Mereka harus memiliki Hikmat Kebijaksanaan yang lebih unggul dari yang diwakili.

Pada dasarnya, seluruh nilai-nilai luhur yang dikandung Pancasila adalah termasuk di dalam Hikmat Kebijaksanaan ini. Nilai-nilai luhur itu adalah: nilai-nilai luhur agama di Sila 1, nilai-nilai luhur kemanusiaan di Sila 2, nilai-nilai pentingnya persatuan di Sila 3, nilai-nilai keutamaan dari demokrasi kerakyatan di Sila 4, dan pemahaman tentang keadilan sosial sebagai tujuan akhir dan pedoman arah bagi sila-sila sebelumnya di Sila 5.