Sukses dan Hidup Sederhana

Sukses!!! Hidup adalah sukses, sukses, dan sukses. Sukses adalah tujuan hidup dari hampir semua orang. Ini baik, karena keinginan untuk sukses akan mendorong seseorang untuk berusaha dan bekerja keras demi kehidupan yang lebih baik. Beragam motivasi dan teknik untuk sukses disampaikan oleh para motivator yang laku keras di masyarakat. Cerita sukses adalah cerita yang paling banyak diminati, baik fiksi maupun kisah nyata. Tentu saja tidak ada yang salah dengan keinginan untuk sukses. Keinginan sukses baru menjadi salah jika sukses bukan lagi hanya menjadi tujuan dan motivasi hidup, tetapi berubah menjadi beban hidup. Menjadi sesuatu yang harus dicapai apapun caranya, dan berapapun harga yang harus dibayarnya. Jika sudah seperti itu, maka sukses bukan lagi memberikan efek yang baik, tapi akan memberikan efek yang buruk bagi seseorang, bahkan bagi lingkungan sekitarnya. Apalagi jika tolok ukur sukses adalah uang, uang, dan uang. Dan memang itulah tolok ukur kesuksesan yang berlaku di masyarakat: harta, tahta, dan wanita. Dan tidaklah mustahil jika sukses lalu bisa berubah menjadi malapetaka. Dan hal ini sudah sering dan berulang kali terjadi, tetapi siapa yang peduli? Magnet sukses terlalu berat untuk dapat dilawan oleh manusia normal.

Manusia terdiri dari lahir, batin, dan pikir. Seseorang baru dapat dikatakan sukses jika bisa sukses di ketiga hal tersebut. Kesuksesan yang banyak dibicarakan di atas adalah kesuksesan lahiriah. Sedangkan urutan dari sukses adalah sukses batin, sukses pikir, dan sukses lahir. Dan biasanya, seseorang yang sukses batinnya, malah akan meninggalkan sukses lahiriah. Hal ini karena perbedaan definisi dari sukses batin dan sukses lahir yang seolah saling bertolak belakang. Dan dari sekian banyak definisi tentang sukses, definisi yang paling bertentangan adalah: bahwa sukses lahir adalah kemampuan seseorang untuk memenuhi keinginan lahiriahnya, atau dalam kata lain, kemampuan seseorang untuk memenuhi keinginan dari hawa nafsunya. Sedangkan sukses batin adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan hawa nafsunya.
Atau dengan contoh mudah, hidup mewah adalah menunjukkan sukses lahiriah, sedangkan hidup sederhana adalah menunjukkan sukses batiniah. Hidup sederhana yang dimaksud tidaklah sama dengan hidup dalam kemiskinan, atau hidup pas-pasan. Seseorang dikatakan hidup sederhana apabila dia sanggup untuk hidup mewah, tetapi dia lebih memilih untuk hidup sederhana.

Sepintas, dari definisi di atas, sukses lahir dan sukses batin adalah hal yang bertentangan, dan tidak mungkin disatukan. Akan tetapi dari gambar di samping terlihat bahwa keduanya membentuk sudut 90 derajat. Sukses lahir dan sukses batin dapat digabungkan. Orang yang hanya mementingkan sukses lahir otomatis akan bergerak lurus ke atas, dan akan sama sekali mengabaikan sukses batin. Demikian juga orang yang mencurahkan hidupnya untuk mencapai sukses batin, akan bergerak lurus ke kanan, dan sama sekali mengabaikan sukses lahir. Terlalu mementingkan sukses lahir jelas tidak baik. Sedangkan terlalu mementingkan sukses batin, akan banyak menimbulkan kontroversi, karena kurang membumi. Akan tetapi bagaimanapun juga sukses batin adalah jauh lebih baik daripada sukses lahir. Sebagai jalan kompromi, maka arah diagonal, atau kombinasi dari sukses lahir dan sukses batin, adalah pilihan yang paling realistis. Dan semakin miring ke arah sukses batin, adalah semakin baik, tetapi ini adalah tergantung pilihan dari masing-masing personal. Menggeser sukses lahir menuju sukses batin bukanlah hal yang mudah. Salah satu caranya adalah dengan mengejar sukses pikir. Karena semakin maju cara berpikir seseorang, maka akan semakin terbuka wawasannya. Dan semakin luas wawasan berpikir seseorang, maka dia akan menyadari bahwa sukses lahir tidaklah langgeng, dan bahwa sukses batin jauh lebih berharga daripada sukses lahir.

* 0 komentar:

*
TOLERANSI VS TENGGANG RASA
Toleransi dan tenggang rasa mempunyai arti yang mirip. Akan tetapi dalam penggunaannya timbul pergeseran arti, sehingga kurang lebih menjadi seperti berikut: Toleransi adalah cara kita menjaga perasaan kita terhadap perbuatan orang lain. Tenggang rasa adalah cara kita menjaga perasaan orang lain terhadap perbuatan kita.



MENJAGA TRANSPARANSI DAN KOMUNIKASI
Menjaga transparansi dan komunikasi adalah penting sekali untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang bisa merugikan antara dua belah pihak.
Baca selengkapnya >>

Hikmat dan Kebijaksanaan mempunyai arti yang hampir sama, Hikmat lebih ke arah ketinggian level batin, sedangkan Bijaksana lebih ke arah ketinggian level berpikir. Hikmat dapat diartikan sebagai wawasan dan kemampuan untuk menalar jauh ke depan melampaui alam kehidupan di dunia saja. Orang yang berhikmat memandang kehidupan dunia adalah satu kesatuan dengan kehidupan di akhirat kelak. Mereka memahami betul hakekat dari baik dan buruk, sehingga mereka tidak akan mengeksploitasi kehidupan dunia tanpa memikirkan akibatnya kelak di akhirat.

Bijaksana adalah wawasan dan kemampuan untuk berpikir jauh ke depan di dunia ini. Orang yang bijaksana mampu menganalisa akibat suatu tindakan, manfaat dan mudharatnya bagi orang lain (bangsa, masyarakat) maupun bagi diri mereka sendiri, tidak hanya jangka pendek, tetapi juga jangka menengah, dan jangka panjang bahkan sesudah mereka tidak hidup di dunia ini lagi.

Dengan kata lain para pemimpin, termasuk didalamnya adalah para wakil rakyat, haruslah orang-orang yang bermoral, berilmu pengetahuan tinggi, dan punya wawasan intelektual yang lengkap. Para pemimpin dan wakil rakyat harus orang-orang pilihan yang terbaik dari yang diwakilinya. Mereka harus memiliki Hikmat Kebijaksanaan yang lebih unggul dari yang diwakili.

Pada dasarnya, seluruh nilai-nilai luhur yang dikandung Pancasila adalah termasuk di dalam Hikmat Kebijaksanaan ini. Nilai-nilai luhur itu adalah: nilai-nilai luhur agama di Sila 1, nilai-nilai luhur kemanusiaan di Sila 2, nilai-nilai pentingnya persatuan di Sila 3, nilai-nilai keutamaan dari demokrasi kerakyatan di Sila 4, dan pemahaman tentang keadilan sosial sebagai tujuan akhir dan pedoman arah bagi sila-sila sebelumnya di Sila 5.